JURNALSECURITY| Denpasar–Menghindari kejadian wisatawan yang mengalami perampokan, penjambretan dan tindakan kriminal lainnya di Bali, Kepala Sub Direktorat Pariwisata Direktorat Pengamanan Obyek Vital Polda Bali, Indrawati menyarankan agar travel agent yang menangani kedatangan wisatawan terlebih dahulu mesti mengecek sistem keamanan hotel/villa yang akan ditempati oleh wisatawan tersebut.
“Masalah perampokan dan pencopetan sudah berusaha kami atasi. Di Bali masih dibawah rata-rata, masih dalam kategori aman dibandingkan dengan Jakarta,” ungkapnya saat rapat dengan Wakil Konsulat Jenderal (Konjen) Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar, Jumat (5/1).
Dia menceritakan beberapa waktu lalu laporan pencopetan yang terjadi di Jalan Poppies 1 dan 2, Kuta Badung sempat viral. Petugas keamanan sebanyak 12 orang dalam sehari telah dikerahkan untuk berjaga di area itu dari pukul 23.00 hingga 05.00 Wita, namun kondisi sekarang sudah mulai aman. “Karena Kuta daerah wisata kalau terjadi kejahatan-kejahatan semacam itu negara kompetitor akan memblow up padahal di negaranya belum tentu aman,” katanya dikutip buletindewata.com.
Sedangkan terkait kasus perampokan terhadap wisatawan disertai dengan pembunuhan itu pihaknya mengimbau kepada travel agent agar tidak menginapkan tamunya di hotel-hotel atau villa yang belum memiliki sertifikat Sistem Manajemen Pengamanan Hotel (SMPH). “Banyak sekali hotel-hotel kecil yang tidak ada CCTV dan security kalau terjadi sesuatu kepolisian susah melacaknya,” cetus Indrawati.
Pihaknya pun berharap kunjungan wisatawan ke Pulau Bali pada 2018 ini akan meningkat. “Kalau saya tidak salah dengar itu dulu dari Pemerintah Tiongkok tahun 2012 sudah mencanangkan ketika wisatawan akan ditempatkan disuatu hotel atau villa itu harus dicek dulu keamanannya oleh travel agent,” ucapnya.
Sementara itu Wakil Konjen RRT di Denpasar Chen Wei mengatakan, animo warga Tiongkok ke Bali sebenarnya tergolong tinggi namun adanya musibah Gunung Agung yang menyebabkan penutupan Bandara Ngurah Rai cukup mempengaruhi jumlah kunjungan.
“Hingga Oktober 2017 total warga Tiongkok yang berkunjung ke Bali mencapai 1,37 juta kunjungan atau meningkat 30 persen dari tahun lalu. Jika tidak ada erupsi Gunung Agung jumlah warga Tiongkok yang ke Bali bisa mencapai 1,5 juta kunjungan,” bebernya.
Menurut Chen, pada 2018 ini dia optimis jumlah kunjungan wisman Tiongkok ke Pulau Dewata akan meningkat dengan adanya kerjasama antara pemerintah serta dukungan dari sisi keamanan dan pelayanan. Pihaknya pun mengaku optimis warga Tiongkok menjadi sumber wisman terbesar ke Bali. “Pada 2018 belum bisa memasang target tapi kami harapkan sebanyak-banyaknya warga Tiongkok berkunjung ke Bali,” terangnya. [FR]
Sumber: buletindewata.com