JURNALSECURITY.com–Bapak Satpam Indonesia Jend Purn Prof Dr Awaloedin Djamin MPA menyebutan, ditengah rencana penerapan kosep smart city perlu sistem pengamanan yang tidak mengganggu kestabilan perekonomian dan meresahkan masyarakat. Sebagaimana diketahui, sejak terjadinya serangan WTC pada 9/11 di Amerika Serikat itu menjadi genderang perang melawan teror di dunia. “Terorisme menjadi isu tidak hanya di Indonesia tapi di dunia,” terangnya.
Indonesia yang berada di kawasan Asia Tenggara pernah mengalami serangan bom Bali 1 dan Bali 2 pada tahun 2002. Disusul ledakan bom di Hotel Ritz Calton Jakarta, bom natal dan ancaman keamanan disejumlah kedubes dan kawasan vital lainnya. Selain terorisme, masyarakat juga menghadapi nasional crime seperti illegal loging, illegal fishing, korupsi, narkoba, pembunuhan sadis, perampokan pembegalan dan kejahatan lainya. “Jakarta dengan penduduk 30 juta menghadapi tantangan nasional crime yang bisa merambah ke kota-kota besar lainnya,” ujar mantan Kapolri tahun 1978 ini.
Disisi lain, dunia satpam menghadapi persaingan global dengan diberlakukannya ASEAN Economic Comunity (AEC), Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), dan pasar bebas yang menambah tantangan dalam negeri. Sekarang ini standar kompetensi profesi perlu bersaing untuk mengadakan inventarisasi dan evaluasai objektif mana yang positif dan mana yang harus diperbaiki. “Kata Soekarno kalau tidak hati-hati kita bisa menjadi kuli di negeri sendiri,” paparnya.
Menghadapi ancaman kriminal serta persaingan global, sekuriti di Indonesia tidak boleh kalah dengan negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Polri bisa menjalin kerjasama dengan APSI, ABUJAPI dan asosiasi lainnya untuk strategi pengamanan nasional yang profesional. “Sekarang di kota-kota besar mulai kalut dengan kejahatan fire crime. Pemberantasan kejahatan menjadi tanggung jawab bersama untuk memberikan solusi perbaikan pengaman di Indonesia,” terangnya.
Pria kelahiran Padang, 26 September 1927 ini juga berharap para pemimpin memiliki perhatian pada security yang menjadi garda terdepan dalam penegakan keamanan di pemukiman, kawasan industri, pusat perniagaan, perkotaan dan objek-objek vital. Negara ini tidak mungkin aman hanya oleh Polri sebab anggota Polri banyak diambil KPK, Kejaksaan dan MA. “Untungnya ada Pamswakarsa yang berperan mutlak membantu pengamanan negeri untuk mengawal keberlangsungan kegiatan,” paparnya. [FR]