JURNAL SECURITY I Kabul–Pemerintah Afganistan memberikan layanan maksimal untuk menyambut kehadiran Presiden Indonesia Joko Widodo. Jokowi, sapaat akrab Presiden Indonesia ini, berkunjung ke Afganistan untuk meningkatkan perdamaian diwilayah tersebut.
Karena situasi di Afghanistan yang tidak stabil, pemerintah setempat memberikan layanan pengamanan maksimal. Pasalnya, dua hari sebelum kunjungan Jokowi, terdapat serangan teror bom ambulans di Kabul yang sedikitnya menewaskan 103 orang.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menceritakan, Pemerintah Afghanistan memberlakukan pengamanan sangat ketat kepada Presiden Jokowi dan rombongan. Pengamanan ketat untuk mengawal delegasi dimulai sejak tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, sampai Istana Agr, tempat Presiden Afghanistan Asraf Ghani menunggu.
“Sepanjang perjalanan, dari bandara ke Istana Presiden Afganistan, rombongan presiden melalui jalan-jalan berbeton. Kendaraan lapis baja dan 2 helikopter terbang di atas mobil Presiden,” terangnya pada Senin (29/1/2018).
Sebelum kedatangan Jokowi, pemerintah Afganistan juga telah melakukan prepare maksimal. Beberapa bentuk pengamanan sudah disiapkan mulai mobil antipeluru, pasukan pengaman presiden dan disiapkan rompi antipeluru.
Demikian juga kesiagaan di ring satu, beberapa pasukan pengamanan presiden bersiaga, diantaranya ada juga yang memegang senjata. Akses jalan yang menjadi perlintasan tamu negara ini pun sempat ditutup untuk umum. Personel kepolisian bersenjata laras panjang juga ikut mengamankan jalan-jalan di ibu kota.
Pasukan keamanan pun memblokade seluruh jalan di dekat lokasi terjadinya ledakan. Hingga kawasan perbatasan pun tak luput dari penjagaan. Terlihat dua polisi menenteng senjata laras panjang.
Sementara itu, setibanya di Istana Arg Kabul, mobil Jokowi dan rombongan disambut warga Afghanistan. Warga pun antusias menyambut kedatangan Jokowi sambil melambaikan bendera merah putih dan bendera Afghanistan.
Namun, Presiden Jokowi menolak menggunakan rompi antipeluru yang sudah disiapkan. Presiden ingin menunjukkan pada dunia bahwa situasi darurat sekalipun tidak boleh menghalangi untuk ikut mengambil bagian dalam perdamaian di Afghanistan. [AM]