JURNALSECURITY| Makassar–Papua sempat memanas dalam sepekan terakhir, berbagai demonstrasi terjadi di beberapa kota seperti di Jayapura, Manokwari, Sorong dan lain sebagainya. Beberapa asset Negara juga menjadi amuk massa yang menyebabkan kerugian tidak sedikit.
Menyikapi demonstrasi yang terjadi di beberapa kota di Papua, Head of Area Indonesia Timur PT. Bravo Satria Perkasa (BSP) Sarwo Hadi menjelaskan pihaknya terus mengikuti perkembangan keamanan di Papua ini. “Kami terus melakukan koordinasi dengan pihak TNI dan Polri sebagai mitra kami dalam pengamanan ini,” ungkapnya.
BSP Indonesia Timur, tambah Sarwo, sebagai perusahaan jasa pengamanan ini akan tetap menjalankan tugas-tugasnya dalam menjaga asset perusahaan dari pihak yang tidak bertanggungjawab. Karena itu, BSP selalu berkoodinasi dengan pihak keamanan untuk mengupdate situasi yang ada.
Bahkan untuk menjaga kondusivitas area klien, para petugas satpam BSP masih tetap berjaga mengamankan asset perusahaan. Tak hanya itu, anggota TNI yang bermitra dengan BSP juga mendistribusikan sembako untuk para satpam BSP yang sedang bertugas.
Sarwo Hadi juga menambahkan, pihaknya juga turut mengevakuasi beberapa klien BSP yang ingin ke bandara Sentani menuju ke Makassar. “Kami selalu berjaga untuk keamanan para klien dalam situasi apapun, karena itu komitmen,” tegasnya seperti dilansir bspguard.com.
“Berita hoax banyak menyelimuti dunia medsos yang memprovokasi saudara-saudara di Papua sehingga kejadian-kejadian yang tidak diinginkan terjadi di beberapa kota besar di Papua dan Papua Barat,” kata salah satu Pengurus Asosiasi Profesi Satpam Indoneisa (APSI) ini.
Hingga berita ini diturunkan, demonstrasi sudah hampir tidak terjadi karena ajakan atau himbauan dari beberapa orang, setelah melihat apel siaga yang dilakukan oleh pasukan Brimob dan TNI dengan jumlah besar, “Kelompok-kelompok kecil dibeberapa titik yang biasa menjadi titik kumpul pendemo, akhirnya bubar pelan-pelan,” terangnya.
Sarwo Hadi berharap kejadian yang merugikan banyak pihak ini dan kejadian anarkis di tanah Papua dan Papua Barat karena akibatnya sangat merugikan bagi semua pihak semoga tidak akan terjadi lagi. “Jangan ada lagi yang mudah terprovokasi dengan adanya berita-berita hoax di medsos sehingga tidak menyulut emosi golongan tertentu,” tegasnya. [fr]